Memuat...

Sabtu, 27 September 2014

Dampak Golbalisasi

Kemukakan dampak positif dan negatif globalisasi terhadap Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya?

Dampak Positif terhadap Bidang Ekonomi
  • Dulu, pada tahun 1800, 74% penduduk dunia terkategori miskin dan hanya menikmati 44% GDP dunia. Tapi, pada tahun 1995, keadaan bertambah parah. Jumlah penduduk dunia yang terkategori miskin mencapai 80% dan hanya menikmati 20% GDP dunia. Sisanya, 20% penduduk dunia yang kaya menikmati 80% GDP dunia.
  • Globalisasi akan berdampak negatif pada suatu nasion bila nasion itu tidak memiliki SDM yang berkualitas. Untuk yang terakhir ini, perlu diakui bahwa Indoneisa belum memilikinya, secara umum.
  • pasar bebas yang menjadi salah satu perwujudan globalisasi akan menuntut manusiua yang kreatif, mampu berkreasi, singkatnya, manusia produktif.
  • Pada perdagangan, perkembangan industri memungkinkan produsen dalam satu negara tidak lagi membatasi diri dengan membuat suatu produk sendirian, melainkan dapat mengimpor komponen lain yang diperlukan.
  • Pada bidang industri dan jasa, setiap negara terbuka untuk membuka peluang sehingga para ahli dapat bekerja di negara lain.
Dampak Negatif terhadap Bidang Ekonomi
Globalisasi arus informasi dan perkembangan ICT akan membawa angin segar bagi konsumerisme untuk tumbuh subur dalam diri masyarakat Indonesia. Tingkat konsumsi akan meningkat dan produktifitas menurun.
  • terjadi tension, masyarakat Indoneisa menjadi semakin tidak mampu memenuhi tuntutan jaman karena sudah teracuni konsumerisme sehingga hanya ahli dalam menkonsumsi. Buktinya, persentasi penemu dan peneliti di Indonesia amat kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk.
  • produktifitas dari generasi muda --yang sebenarnya amat diharapkan dapat memulihkan keadaan ekonomi negara-- menurun, negara kesatuan ini akan semakin terpuruk dalam lingkaran setan yang tidak ada habisnya.
  • Terjadinya kesenjangan ekonomi akibat dari kekalahan berkompetensi dalam bidang teknologi.
  • Negara-negara kuat akan bersekongkol untuk mncari keuntungan sebesar-besarnya.
  • Semakin menurun SDA vital seperti air, hujan dan terjadi pencemaran global.
Dampak Positif terhadap Bidang Sosial Budaya
  • Globalisasi membawa manusia pada suatu dunia tanpa batas (borderless world) dengan arus informasi supercepat (information superhighway) yang mengglobal. Globalisasi dunia memicu revolusi (bukan evolusi) di bidang ICT (Information and Communication Technology). Singkatnya, globalisasi akan membawa serta globalisasi arus informasi serta akselerasi perkembangan ICT. Globalisasi memaksa manusia untuk dapat beradapatasi dengan globalisasi arus informasi serta akselerasi perkembangan ICT yang berlangsung. Untuk beradaptasi dengan transfromasi yang supercepat ini,
  • Globalisasi yang disertai dengan globalisasi arus informasi dan perkembangan ICT akan melahirkan masyarakat yang lebih menghargai kualitas individu
  • Dari situ, akan terformat masyarakat kompetitif, artinya, persaingan antar individu akan memuncak. Di satu sisi, persaingan yang ketat semacam ini akan meningkatkan kinerja dan produktifitas manusia. Mereka yang mampu bersaing akan menduduki posisi atas dalam stratum sosial
  • Globalisasi arus informasi dan perkembangan ICT akan memperluas wawasan dan relasi dengan adanya sarana-sarana yang memungkinkan mereka memperoleh informasi atau berelasi dengan lebih efisien dan berjangkauan luas
  • Pada bidang Sosial-Budaya, karena transportasi manusia dapat bergerak dinamis dalam bermigrasi, meskipun kadang-kadang terjadi benturan budaya.
  • ada bidang lingkungan hidup, LSM semakin kritis dalam menyoroti persoalan lingkungan dalam suatu negara.
  • Timbul fanatisme rasial, etnis, dan agama sebagai upaya menunjukkan eksistensinya.
Dampak Negatif terhadap Bidang Sosial Budaya
  • Namun, dengan bermodal dari kenyataan bahwa sumber daya manusia muda Indonesia belum cukup baik, resikonya, SDM kita malah menjadi masyarakat frustasi. Hasilnya, adalah bentuk-bentuk kekerasan seperti tawuran, “lukisan” di badan bus dan dinding-dinding.
  • Namun, di sisi lain, TV, internet, majalah, koran, VCD, handphone, dsb. yang terus di-up grade itu akan mengantarkan generasi muda dalam mode baru relasi manusia yaitu: virtual relation. Dalam relasi ini, generasi muda berhubungan dengan orang atau gambaran yang secara fisik belum pernah bertemu, atau bahkan mustahil
  • • Dengan adanya sarana dan fasilitas yang begitu canggih, tidak akan ada dorongan untuk secara langsung terjun ke masyarakat; kemampuan interaksi akan menurun. Yang perlu ditekankan adalah dengan melihat kenyataan saat ini, virtual relation itu akan melemahkan proses sosialiasi generasi muda dalam masyarakat . Buktinya, bentuk-bentuk gotong royong dalam masyarakat kita, terutama generasi muda, menurun jauh bila dibandingkan dengan pada masa-masa sebelumnya.
  • Selain berdampak pada bidang sosial, dampak negatifnya juga mengimbas bidang budaya. Bentuk-bentuk sarana dan fasilitas informasi semacam itu akan mempengaruhi pola berindak dan berpikir generasi muda. Contoh yang memperihatinkan adalah masalah budaya membaca; tampaknya generasi muda sekarang sudah terhipnotis dengan layar kaca segi empat sehingga menomorduakan membaca. Kekerasan yang ada terbias dari TV juga akan terhisap oleh pikiran. Ada banyak orangtua yang menyayangkan anaknya menjadi nakal akibat nonton TV.
  • Pada sub-bab sebelumnya juga telah dipaparkan mengenai konsumerisme. Sikap konsumeris itu pada akhirnya akan mencapai titik jenuh dalam bentuk quasi religion . Hal-hal duniawi yang semu dan tidak kekal justru dicari dan dinomorsatukan. Sementara itu, justru yang merupakan agama murni ditinggalkan. Materi didewakan, ini akan membuat manusia-manusia yang rakus; homo homini lupus. Ini sering diungkapkan dengan terminologi hedonisme.
  • Keadaan yang ada di lingkungan generasi muda sekarang ini akan membawa pada pada homogenitas budaya pop. Gejala ini akan menyeragamkan selera dan simbol, sekaligus juga melarutkan sebaga batas identitas dalam keseragaman yang dangkal dan pragmentaris. Dan corak keseragaman akan ditentukan oleh siapa yang paling kuat , itu artinya negara-negara industri. Akibatnya timbul transformasi budaya yang bercorak revolutif. Pada titik ini, generasi muda akan mengalami alienasi budaya. Alienasi dimaksudkan untuk mengungkapkan suatu persaan terpisah, terpecah dalam arti yang lebih dalam. Jadi, generasi muda Indonesia akan mengalami keterasingan dengan budayanya sendiri. Mereka akan mengalami krisis idenditas yang intensif karena pergeseran budaya yang amat cepat dan tidak disadarinya itu.
  • Bila dilihat dari mutu hasil pendidikannya, Indonesia kalah jauh dengan negara-negara Asia lainnya.  Ada banyak masalah yang dimiliki oleh generasi muda Indonesia. Konsekuensinya, Indonesia akan berhadapan dengan banyak dampak negatif globalisasi arus informasi dan akselerasi perkembangan ICT.
Dampak Positif terhadap Bidang Politik

  • Pada bidang globalisasi, teknologi berkembang pesat. Baik teknologi informasi, komunikasi, maupun transportasi. Sehingga orang dapat berhubungan melewati batas-batas negara.
  • Pada bidang politik, Negara berhak atas kedaulatannya, namun Negara-negara lain bisa menuntut sikap transparan, demokrastis, dan menghargai hak asasi manusia.


Dampak Negatif terhadap Bidang Politik


  • Dapat melunturkan nilai-nilai Pancasila
  • Kebhinekaan Negara kita akan disapu oleh gelombang globalisasi jika tidak memiliki pengikat bhinneka tunggal ika
  • Ideologi Pancasila terancam oleh ideologi lain seperti Faham liberalism dan komunisme jika masyarakat tidak berpegang pada ideologi Pancasila.

Hal hal apakah yang harus dilakukan Indonesia untuk menghadapi arus globalisasi terutama dalam pendidikan dan budaya. Uraikan dengan contoh !

Globalisasi telah menghampiri seluruh rakyat di belahan bumi manapun dengan membawa banyak dampak baik positif maupun negatif. Sisi positif dari globalisasi itu berada pada kemajuan teknologi informatika dan teknologi komunikasi. Dampak negatifnya kalau sampai kita hanya menjadi objek suatu arus globalisasi tanpa mampu berbuat. Oleh karenanya perlu banyak persiapan terutama mental guna menghadapi era tersebut. Dalam era tersebut dibutuhkan kemampuan untuk menjaring dan menyaring segala pengaruh yang masuk dari berbagai kebudayaan yang lain.
Pendidikan selama ini dianggap kurang berhasil dalam mempersiapkan anak didiknya untuk memasuki dunia kerja yang telah dirasuki globalisasi dengan neoliberalisme. SDM kita ternyata masih menempati peringkat ke-112 di level internasional.
Kelemahan-kelemahan sistem pendidikan yang mewarnai dunia pendidikan di tanah air kita adalah antara lain :
  1. Merebaknya budaya kekerasan di dalam lingkungan pendidikan kita,
  2. Kekerasan itu terjadi dengan mulut yang berakibat penderitaan psikologis maupun tangan dan kaki yang mengakibatkan penderitaan fisik.
  3. Lingkungan pendidikan yang senang duwit, sehingga melahirkan output yang mata duitan tetapi tidak bermoral,
  4. Semakin besar biaya pendidikan kita sekarang ini, dengan adanya otonomi sekolah atau kampus. Mahalnya biaya pendidikan ini tentu saja tidak bisa diakses rakyat miskin yang juga betul-betul membutuhkan pendidikan yang bermutu.
  5. Ketidakjujuran / kekurangjiwa satrianya para pelaku pendidikan.
  6. Seorang mahasiswa bisa lulus dengan membayar sejumlah uang guna penyelesaian skripsinya. Contek sana sini di sekolah. Orangtua murid menyuap para guru yang memang butuh duit agar nilai anaknya di atas rata-rata.
  7. Kurangnya keterkaitan organik antara skill yang dimiliki dengan kebutuhan riel di masyarakat.
  8. Pengajaran agama dan moral hanya sebagai ilmu pengetahuan, bukan sebagai tuntunan yang harus diamalkan.
Buktinya sekarang banyak kasus smack down, yang mendekati degradasi moral di kalangan pelaku pendidikan, aborsi di kalangan mahasiswi dan pelajar putri, hamil sebelum nikah, narkoba dan sebagainya. Oleh karenanya kita perlu memperbaiki model pembelajaran kita di lingkungan pendidikan selevel apapun. Pendidikan holistik harus digiatkan guna menghadapi arus globalisasi. Dalam pendidikan tidak hanya menonjolkan nilai-nilai akademik dan kognitif, tetapi juga meliputi perilaku dan psikomotorik yang menyangkut kreatifitas dan keaktifan.
Kecerdasan otak (Intellegence Quotient) sangat penting bagi anak. Akan tetapi, yang menetukan keberhasilan seseorang itu dipengaruhi oleh faktor kemampuan intelektual dan kemampuan emosional. Dan perlu dilengkapi dengan kecerdasan spiritual. Otak kanan dan otak kiri harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Dengan IQ seorang anak mampu mengembangkan kemampuan ilmiahnya, dengan EQ seorang anak mampu mengendalikan diri, dengan SQ seorang anak mampu mengapresiasikan semua ciptaan Tuhan dan menjaga kelestariannya.
Globalisasi tidak bisa ditolak lagi, yang jelas membutuhkan jiwa ksatria yang utuh mandiri, kreatif inovatif, jujur dan berani membela kebenaran. Langkah-langkah positif guna menyongsong era global:
  1. Sekolah/kampus sebagai medan ilmu harus terus melakukan pembaharuan yang berkesinambungan terhadap model pendidikan.
  2. Integrasi antar pelajaran (integrated curriculum) baik ilmu murni maupun ilmu praktis, ilmu diniyah dengan ilmu non diniyah. Misalnya pelajaran matematika dipadu dengan moral.
  3. Guru-guru/dosen-dosen perlu pembekalan ilmu mendidik yang baik, tidak hanya mengandalkan kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik.
  4. Biarkan anak-anak kreatif, berbuat sesuai masanya, tetapi terkendali.
  5.  Meninggalkan budaya kekerasan, pemaksaan, ketegangan dalam lingkungan pendidikan yang menimbulkan ketakutan dan ketidakpercayaan diri anak-anak.

0 komentar:

Posting Komentar